Pensiun SMART

Sesungguhnya Pensiun adalah awal dari “setengah permainan yang kedua” dalam kehidupan seseorang, kita bekerja sebagai karyawan atau pimpinan, bawahan atau atasan apapun namanya suatu saat akan mencapai usia pensiun, baik pensiun dini ataupun pensiun normal. Karena pensiun tidak dapat dielakkan mau tidak mau, suka atau tidak suka pensiun adalah bahagian dari perjalanan hidup kita.

Terkadang Pensiun dapat menimbulkan depresi ketika kita merasa kehilangan identitas diri,  kehilangan kenyamanan, kehilangan kekuasaan, citra (image), kehilangan fasilitas serta kehilangan penghasilan dan lain-lain karena semuanya tidak seperti biasa lagi. Perubahan ini harus dapat kita kelola dengan baik agar kita tidak terseret dalam prasaan kehilangan yang akan menyebabkan kita merasa  frustasi dan lain sebagainya.

Untuk menghadapi perubahan besar ini, kita perlu mengubah Paradigma, masa pensiun adalah suatu era perjalanan yang baru, lebih bermamfaat, indah semakin dicintai  masyarakat dan keluarga, seperti tokoh kita, guru kita:

  1. H. Gafar Usma, Msi. Mantan Ka. Kanwil Agama Provinsi Riau sekarang Anggota DPR RI
  2. H. Asyari Nur, SH. Mantan Ka. Kanwil Agama Provinsi Riau sekarang Dosen dan pimpinan diberbagai Organisasi
  3. H. Tarmizi Muhammad Mantan Ka. Kandepag, sekarang Anggota DPRD. Kota Pekanbaru
  4. H. Sofwan Saleh, Mantan Ka.Kandepag, sekarang Ketua MUI Siak
  5. HJ. Yeni Anis, MA, Mantan pejabat di Kantor wilayan Kememnterian Agama Provinsi Riau sekarang Dosen

Ini baru sebahagian saja masih banyak saudara-saudara kita yang setelah pensiun senyumnya semakin sembringah meskipun tidak lagi disebut sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) namun tetap bahagia karena sesungguhnya yang bahagia itu ada pada diri kita masing-masing tergantung kita mendefenisikan kebahagian  tersebut.

Dunia belum berakhir, kita memasuki babak kehidupan baru, dengan kebebasan untuk mengisi waktu kita  secara produktif untuk mencapai cita-cita yang kita idam- idamkan serta memberikan sumbangsih pada masyarakat yang selama ini kita sibuk dan terabaikan. Mari kita bebaskan diri kita dari “Post Power Syndrome” dengan membangun percaya diri, berani membuat perubahan, jaga silaturrahmi, selalu berpikiran positif dan tingkat keimanan  serta berbahagialah.

Beberapa tips menghadapi masa pension, diantaranya adalah dengan mempersiapkan usaha sampingan sejak masih bekerja. Usaha ini tentu saja tidak boleh mengganggu pekerjaan utama. Karena selain pekerjaan utama adalah amanah yang sudah diberikan perusahaan pada kita, value integritas harus tetap dijaga. Tidak perlu langsung dalam skala besar, yang penting bisa jalan dulu. Kelak ketika sudah pensiun, usaha ini bisa dikembangkan lagi.

Tips menghadapi masa pensiun selanjutnya adalah mengisi waktu senggang dengan kegiatan yang menghasilkan uang sesuai keahlian atau hobi Anda. Sebaiknya pilih kegiatan yang sesuai dengan minat Anda, agar tidak terasa berat saat menjalankannya.

Jika Anda ahli merancang busana, anda dapat membuka kursus atau mendekorasi sebuah butik yang menjual baju-baju hasil rancangan anda. Maksimalkan potensi yang anda miliki yang sebelumnya tidak pernah anda gunakan saat masih menjadi karyawan. Dengan cara ini, anda dapat menjalani masa pensiun dengan lebih tenang dan bahagia.

Jika kita masih memiliki waktu sebelum pensiun, inilah saatnya meninggalkan WARISAN/PETUAH yang baik, kita akan merasa bangga ketika kita menengok kebelakang  sebab ada berbagai hal bermakna yang bisa kita wariskan yang akan dikenang oleh adek-adek, anak-anak serta saudara-saudara secara umumnya buat lembaga tempat kita bekerja, tersenyumlah. (*)

Oleh: Dra. Hj. Musalmah Abdullah, MA (Kasi Akomodasi, Tranportasi dan Perlengkapan Haji Kemenag Riau

Anda mungkin juga berminat